HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Hari Terakhir Revalidasi, Tim Assesor UNESCO Kunjungi Geosite Silahisabungan

Geosite Silahisabungan



Taman Geopark Global UNESCO adalah kawasan geografis tunggal dan terpadu di mana situs dan lanskap dengan signifikansi geologis internasional dikelola dengan konsep holistik perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan. Taman Geopark Global UNESCO memanfaatkan warisan geologisnya, bersama dengan seluruh aspek warisan alam dan budaya di kawasan tersebut, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu utama yang dihadapi masyarakat, seperti pemanfaatan sumber daya bumi secara berkelanjutan, mitigasi dampak perubahan iklim, dan pengurangan risiko bencana alam.

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan geologi kawasan ini dalam sejarah dan masyarakat saat ini, Geopark Global UNESCO memberikan rasa bangga kepada masyarakat setempat terhadap wilayah mereka dan memperkuat identifikasi mereka dengan kawasan tersebut. Terciptanya usaha-usaha lokal yang inovatif, lapangan kerja baru, dan kursus pelatihan berkualitas tinggi didorong seiring dengan munculnya sumber pendapatan baru melalui geowisata, sementara sumber daya geologi kawasan ini terlindungi.

Meskipun Geopark Global UNESCO harus menunjukkan warisan geologi yang memiliki signifikansi internasional, tujuan Geopark Global UNESCO adalah untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan merayakan hubungan antara warisan geologi tersebut dengan seluruh aspek warisan alam, budaya, dan nonbendawi lainnya di kawasan tersebut. Tujuannya adalah untuk menghubungkan kembali masyarakat manusia di semua tingkatan dengan planet yang kita sebut rumah, dan untuk merayakan bagaimana planet kita dan sejarahnya yang berusia 4.600 juta tahun telah membentuk setiap aspek kehidupan dan masyarakat kita.

Geopark Global UNESCO diberikan status ini untuk jangka waktu empat tahun, setelah itu fungsi dan kualitas setiap Geopark Global UNESCO akan diperiksa ulang secara menyeluruh selama proses validasi ulang. Sebagai bagian dari proses ini, Geopark Global UNESCO yang sedang ditinjau akan menyusun laporan kemajuan, dan dua Validators akan melakukan misi lapangan untuk menilai kualitas Geopark Global UNESCO.
  1. Jika, berdasarkan laporan evaluasi lapangan, Geopark Global UNESCO tetap memenuhi kriteria, kawasan tersebut akan tetap menjadi Geopark Global UNESCO untuk jangka waktu empat tahun berikutnya (disebut "kartu hijau").
  2. Jika kawasan tersebut tidak lagi memenuhi kriteria, badan pengelola akan diberitahu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam jangka waktu dua tahun (disebut "kartu kuning").
  3. Jika Geopark Global UNESCO tidak memenuhi kriteria dalam waktu dua tahun setelah menerima "kartu kuning", kawasan tersebut akan kehilangan statusnya sebagai Geopark Global UNESCO (disebut "kartu merah").

Prof. Jeon Yongmun dan Prof. Jose Brilha perwakilan UNESCO tiba di Kecamatan Silahisabungan (Kamis, 24/07/2025)


Dua validator, Prof Jeon Yongmun dan Prof Jose Brilha, mereka berasal dari Korea Selatan dan Portugal serta memiliki latar belakang pendidikan Geologi. Selain mengemban misi validasi pada aspek keilmuan (sciences), Jose dan Jeon juga akan memperhatikan pelaksanaan manajemen Geopark Kaldera Toba yang harus bisa menunjukkan adanya pemahaman, keterlibatan, dan dampaknya terhadap masyarakat lokal.

Tim assesor dari UNESCO tiba di  Geopark Kaldera Toba Geosite Silahisabungan, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi untuk melakukan Revalidation (red : penilaian kembali kelayakan)  Geosite yang ada di wilayah ini.

Wakil Bupati Dairi, Wahyu Daniel Sagala mengatakan bahwa Pemkab Dairi akan terus berupaya meningkatkan pengelolaan dan konservasi geopark kaldera Toba, khususnya Geosite Silahisabungan sebagai salah satu destinasi pariwisata Geopark.



"Kami sangat berharap bahwa evaluasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Geopark Kaldera yang berkelanjutan dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan geologi," ujar Wahyu Daniel, Kamis (24/7/2025).

Dalam penyambutan ini, Wakil Bupati Dairi didampingi Sekda, Charles Bantjin, Kepala Dinas Pariwisata,  Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Rahmat Syah Munthe, Kadis Kominfo, Anggara Sinurat dan pimpinan OPD lain, Camat Silahisabungan Iwan Simarmata. 

Kata Wahyu, kunjungan UNESCO ke Desa Silahisabungan menjadi panggilan yang mendesak untuk melindungi dan merawat warisan alam yang begitu berharga ini.

"Pelestarian bukanlah sekadar tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tugas bersama bagi semua pihak yang peduli akan keberlangsungan dan keindahan alam. Desa Silahisabungan membutuhkan lebih dari sekadar pengakuan. Ia membutuhkan cinta, perhatian, dan tindakan nyata dari semua pihak. Kita semua memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan warisan alam yang diberikan oleh alam kepada kita," katanya lagi.

Sebagai informasi, Geosite Silahisabungan masih merupakan kawasan vulkanik aktif yang membuktikan jejak peristiwa geologis di masa sebelumnya. Geosite ini juga kental dengan budaya lokal yang menjadikannya penting untuk studi vulkanologi, pelestarian budaya, mitigasi bencana, dan pengembangan geowisata terpadu.

Setelah Tim dari UNESCO dijamu dengan makan siang, Wakil Bupati Dairi menyerahkan cindera mata kepada tim assesor yakni Prof. Jeon Youngmun dari Korea Selatan dan Prof. Jose Bernardo Rodrigues Brilha dari Portugal. 

Usai jamuan makan siang, tim assesor selanjutnya meninjau kawasan Tugu Silahisabungan





Sumber : Pemerintah Kabupaten Dairi
Penulis : Marvin Sidabariba 
Posting Komentar