Hari Terakhir Revalidasi, Tim Assesor UNESCO Kunjungi Geosite Silahisabungan
Geosite Silahisabungan
![]() |
- Jika, berdasarkan laporan evaluasi lapangan, Geopark Global UNESCO tetap memenuhi kriteria, kawasan tersebut akan tetap menjadi Geopark Global UNESCO untuk jangka waktu empat tahun berikutnya (disebut "kartu hijau").
- Jika kawasan tersebut tidak lagi memenuhi kriteria, badan pengelola akan diberitahu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam jangka waktu dua tahun (disebut "kartu kuning").
- Jika Geopark Global UNESCO tidak memenuhi kriteria dalam waktu dua tahun setelah menerima "kartu kuning", kawasan tersebut akan kehilangan statusnya sebagai Geopark Global UNESCO (disebut "kartu merah").
![]() |
Prof. Jeon Yongmun dan Prof. Jose Brilha perwakilan UNESCO tiba di Kecamatan Silahisabungan (Kamis, 24/07/2025) |
Tim assesor dari UNESCO tiba
di Geopark Kaldera Toba Geosite Silahisabungan,
Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi untuk melakukan Revalidation (red :
penilaian kembali kelayakan) Geosite
yang ada di wilayah ini.
Wakil Bupati Dairi, Wahyu Daniel
Sagala mengatakan bahwa Pemkab Dairi akan terus berupaya meningkatkan
pengelolaan dan konservasi geopark kaldera Toba, khususnya Geosite
Silahisabungan sebagai salah satu destinasi pariwisata Geopark.
"Kami sangat berharap bahwa evaluasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Geopark Kaldera yang berkelanjutan dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan geologi," ujar Wahyu Daniel, Kamis (24/7/2025).
Dalam penyambutan ini, Wakil
Bupati Dairi didampingi Sekda, Charles Bantjin, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Rahmat Syah
Munthe, Kadis Kominfo, Anggara Sinurat dan pimpinan OPD lain, Camat
Silahisabungan Iwan Simarmata.
Kata Wahyu, kunjungan UNESCO ke
Desa Silahisabungan menjadi panggilan yang mendesak untuk melindungi dan
merawat warisan alam yang begitu berharga ini.
"Pelestarian bukanlah
sekadar tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tugas bersama bagi semua pihak
yang peduli akan keberlangsungan dan keindahan alam. Desa Silahisabungan
membutuhkan lebih dari sekadar pengakuan. Ia membutuhkan cinta, perhatian, dan
tindakan nyata dari semua pihak. Kita semua memiliki peran penting dalam
menjaga kelestarian dan keberlanjutan warisan alam yang diberikan oleh alam
kepada kita," katanya lagi.
Sebagai informasi, Geosite
Silahisabungan masih merupakan kawasan vulkanik aktif yang membuktikan jejak
peristiwa geologis di masa sebelumnya. Geosite ini juga kental dengan budaya
lokal yang menjadikannya penting untuk studi vulkanologi, pelestarian budaya,
mitigasi bencana, dan pengembangan geowisata terpadu.
Setelah Tim dari UNESCO dijamu
dengan makan siang, Wakil Bupati Dairi menyerahkan cindera mata kepada tim
assesor yakni Prof. Jeon Youngmun dari Korea Selatan dan Prof. Jose Bernardo
Rodrigues Brilha dari Portugal.
Usai jamuan makan siang, tim
assesor selanjutnya meninjau kawasan Tugu Silahisabungan